Tuesday, February 19, 2013

Godta Vercetti: Lapar di Pagi Buta di Lost Vestize

"Anjing brengsek, saya laper belum makan udah mau main kejar - kejaran."

Ini sungguh menyiksa. Sekarang jam 3 pagi. Saya baru saja terbangun dari tidur saya yang panjang sejak saya menutup mata jam 3 sore. Sempat bermimpi aneh - aneh. Yang paling saya ingat seorang wanita berpapasan dengan saya lalu menundukan kepala dan menyapa "Godta... Godta... Godta... Godta..." Entah sampai kapan dia menyebut nama saya sepanjang dirinya berjalan.

Saya yang tidur dari jam 3 sore sampai jam 3 pagi artinya melewatkan malam pertama saya di Lost Vestize. Tapi ini pertama kalinya saya bisa bangun sepagi ini di kota ini. Reaksi saya setelah terbangun adalah "Oh Tuhan, hamba lapar". Tak lama saya diberikan petunjuk oleh-Nya, "Keluar dulu sanah, cari makan gih".

Akhirnya saya putuskan keluar dari kamar sewa saya. Berjalan cari warung makan jam 3 pagi. Daerah tempat saya tinggal disebut Love Street. Masih bagian dari Lost Vestize. Entah mengapa dinamakan demikian. Tetapi setahu saya, tak ada tanda - tanda keromantisan di daerah tempat saya tinggal. Yang ada malah akademi militer. Gak romantis ah. 

Saya mulai melangkahkan kaki menuju warung nasi yang melayani pelanggan selama 24 jam. Lost Vestize adalah daerah yang saya rasa dikhususkan untuk kegiatan akademik perguruan tinggi. Jadi karena alasan itulah maka tempat ini dipenuhi oleh orang - orang seumuran saya. Dilihat dari tingkah lakunya, orang - orang seperti saya tidak jarang yang doyan begadang. Makanya tidak heran juga jika ada warung nasi yang buka sampai 24 jam sehari. Tentu untuk melayani para makhluk nokturnal.
 
Sepanjang perjalanan saya menuju warung nasi. Tiba - tiba suara anjing menggonggong tepat di tikungan di depan saya. Saya belum sempat melihat rupa anjing itu. Akan konyol jika saya harus main anjing - anjingan pagi - pagi buta begini. Saya putuskan putar balik. "Anjing baik, nanti dulu ya kalo mau main anjing - anjingan." Cari warung makan lain. Saya ingat di arah yang akhirnya saya ambil, masih ada warung makan yang buka selama 24 jam. Berjalanlah saya menuju warung itu.

Sesampainya di sana~ warung gelap~ di jendela-mu dituliskan "TUTUP". Saya bingung, lapar, dan tidak bisa berpikir panjang. Dan saya-pun mengambil jalan di mana saya harus melangkahi gonggongan anjing liar lagi.

Kali ini di tikungan tempat gonggongan anjing barusan sudah tidak terdengar suara gonggongan. Saya pelan melangkah. "Mungkin anjingnya lagi tidur."  Tak lama kemudian akhirnya saya berhasil. Berhasil melihat rupa anjing itu sedang menatap saya tajam. Menggonggong ke arah saya. Dan sesuatu yang tidak diiinginkan pun terjadi. Saya main anjing - anjingan di pagi buta. 

"Anjing brengsek, saya laper belum makan udah mau main kejar - kejaran." Terus ? apa yang saya lakukan demi menutupi rasa lapar ? Oke. Tak ada pilihan lain. Nikmati penderitaan singkat ini. Menahan lapar sampai benar - benar cerah agar warung sebelah buka.

Ada harapan !!! Salah satu alasan saya keluar untuk mencari makan adalah saya ingin sekaligus menikmati pagi pertama di Lost Vestize. Di antara warung makan itu ada yang melayani pesan antar via telepon. Saya punya nomornya. Saya telepon. Tak ada yang mengangkat. Saya telepon lagi. Tak ada yang mengangkat. Angkat dong :"""(

Godta Vercetti menderita di pagi pertama di Lost Vestize.

No comments:

Post a Comment