Monday, February 18, 2013

Godta Vercetti: Kembali ke Lost Vestize

"Selesaikan apa yang telah kita mulai" - Ga tau, banyak yang ngasih ini omongan ke saya

Nama saya Godta Vercetti. Baru saja tiba di Lost Vestize dari rumah saya di pinggiran ibukota negara, Atavirta. Sebenernya saya sudah tidak berharap berada di kota ini. Saya telah tinggal Lost Vestize selama 3 tahun. 2 bulan meninggalkan kota ini tanpa menyentuhnya kembali sampai hari ini. Tidak banyak yang berubah sampai saya datang lagi. Hanya saja sekarang lebih banyak spanduk foto calon buaya, domba berbulu buaya, dan buaya berbulu domba. Dengan senyum manis berharap dirinya suatu hari ditikam dalam gambar oleh banyak orang.

Sebelumnya saya berangkat naik bis bersama teman lama saya sejak di SMA. Namanya Handoyo yang kebetulan bernasib sama untuk melanjutkan studi di Lost Vestize. Dia mengambil jurusan tambang ikan. Saya sendiri mengambil jurusan menggaruk negri. Jurusan yang berfokus agar siswanya mampu membantu menggaruk negara saya yang lagi kena penyakit alergi gatal kambuhan.

Saya bersama Handoyo berangkat pagi. Janjian lewat alat komunikasi canggih jaman sekarang sejak malam sebelumnya. Saya tiba di terminal duluan. Si lamban Handoyo milih naik angkot jadi kejebak macet. Kalo saya ngojek. Cuma tukang ojeknya payah, ga berani ngebut. Tapi sejujurnya, keputusan abang tukang ojek ga ngebut saya rasa tepat. Dengan begitu, saya datang terlambat ke terminal. Sehingga saya ga terlalu lama nunggu Handoyo yang datengnya jauh lebih terlambat.

Akhirnya Handoyo sampai di terminal. Saya ingat ketika Handoyo datang, dia secara tidak sengaja memperlakukan saya dengan sombong. Saat itu saya menunggu di tempat duduk dalam terminal bis. Seenaknya Handoyo berjalan ke arah bis yang akan dinaiki tepat di hadapan saya tanpa nyapa. Akhirnya dengan berat hati saya harus nyapa duluan. "Ssshh, gendeng !" kira - kira begitu kalimat sapaan saya. "Ahahahanjing" balas Handoyo. Setelah sapaan singkat, dengan alasan klasik Handoyo mengatakan "sebatang dulu." Saya jadi ikut - ikutan sebatang dulu. Ya tentu maksudnya menghabiskan sebatang rokok sebelum naik bis.

Karena bisnya juga ngaret. Kenek dan sopir masih pada ngulet - ngulet karena terlihat pegel. Kelihatannya mereka baru saja mendorong bis sejauh 10 meter. Hanya untuk merapikan posisi bis. Irit bensin kali ya. Jadi ga perlu nyalain mesin. Dorong aja. Dorong. Tak perlu pake pedal gas.

Akhirnya kami naik bis. Bis berangkat. Kami ngobrol di setengah perjalanan menuju Lost Vestize. Setengahnya lagi kami habiskan untuk tidur.

Lalu sampailah kami di Lost Vestize. Reaksi saya "Ya Tuhan. Jadi banyak foto kadal, buaya, domba, cicak, dan bebek di setiap spanduk di jalan."

No comments:

Post a Comment