Friday, June 21, 2013

Godta Vercetti: "Gelap - Gelap Minta Tolong"

"Sebuah pedang menancap di jidatku, membangunkanku"

Saya lama berhibernasi, hingga tidur dalam suatu lorong nan gelap gulita. Tertidur pulas untuk waktu yang lama. Saya sudah mempersiapkan semuanya. Untuk kebutuhan nutrisi, saya sudah menyambungkan diri saya dengan selang infus serta isi infus yang berisi berton - ton sari - sari makanan. "Gak perlu ngunyah toh? Gak perlu nelen toh? Enyaaak". Dan sayapun tertidur. Berapa bulan kali, lama.

Saya tertidur, pulas. Mimpinya juga aneh - aneh. Perlu saya sebutin? "jangan ah Bang, malu". Lalu saat tertidur, sesuatu melemparkan pedang ke arah jidatku.

"Cting !" Ujung mata pedang terlempar ke arah jidat saya.

"Kok bunyinya *Cting ?"
"Karena di saat yang sama jidat saya sedang dilapisi baja"
"Atau mungkin jidat saya memang terbuat dari baja ??"

Lupakan, intinya pedang itu yang membuat saya terbangun. Menyadari bahwa saya sedang berada di ruangan gelap. Saya tak tahu bagaimana ini bermula. Yang saya ingat... Awalnya di sini seperti lorong labirin, tapi tadinya semuanya terang lalu berubah jadi gelap tanpa sebab.

Untung, karena saya bawa peralatan kotak P3K ajaib. Isinya peralatan infus. Jadi saat gelap tanpa sebab datang, saya putuskan hibernasi.

"Lah, peralatan infus kan gede, masa bisa masuk kotak P3K?"
"Namanya juga kotak P3K ajaib"
"Wah, ajaib"
"Nggak ah, di duniaku itu biasa aja"
"Kalo gitu namanya kotak P3K biasa aja dong?"
"REWEL GW TABOK LO !"

Lanjut. Pedang barusan membuat saya membuka mata. Waw, sangat gelap, sama saja seperti menutup mata. Ya bedanya mata saya kebuka sekarang. Saya melepaskan segala peralatan infus itu dari badan. Lalu saya berjalan sambil meraba seperti orang buta yang memainkan tangannya biar gak kepentok tembok.

Langkah demi langkah. "Aha ! nemu lilin". Pas. Kalo kata pepatah cina "Jangan kutuk kegelapan, nyalakan lilin". Mungkin orang kebangsaan Cina pernah ninggalin lilin di kegelapan tempat saya berada sekarang. By the way, untung saya perokok, jadi selalu siap korek api. Jadi bisa nyalain lilin.

"Lah, tau punya korek api bukannya dinyalain daritadi".
"Sori bos, gasnya tinggal dikit, korek apinya boros gas, Bos. Bukannya apa - apa, saya mah orangnya perhitungan kalo urusan gas korek api".

Sebelum melanjutkan perjalanan, saya merogoh kantong celana sebelah kiri, nemu rokok sebungkus segelnya belum dibuka. Lumayan, buat menemani sepanjangn jalan. Merogoh kantong sebelah kanan, "hoho, ada air mineral kemasan". Lumayan, kalo abis merokok mulut terasa kering, ada air minum. HEHEHE~

Berjalanlah diriku sambil nyalain lilin, sambil ngerokok.

Berjalan
Berjalan
Berjalan
Kadang istirahat dulu
Jalan lagi
Kepleset dikit
Jalan lagi

"Tolooong !" terdengar seperti suara perempuan. Sepertinya dia berada di kegelapan yang sama.

Hati tersentuh, diri bergegeas menuju suara tersebut yang kadang makin kenceng suaranya, kadang mengecil, dan kadang hilang. Macem volume speaker yang digedein terus dikecilin. "Ini suara perempuan apa speaker dangdutan keliling ??"

Tak peduli, yang penting samperin dulu aja. Kalau benar wanita, aku memang berniat menolong. Kalau memang speaker, ihiy, ya lumayan, rejeki.







No comments:

Post a Comment