Oleh: Muthahhari
ego dikendalikan
lalu terjebak dalam keindahan seni yang berorientasi komoditi
gengsi dan gaya hidup berkembang
menciptakan distorsi kelas
kebanggaan hidup dalam rekayasa ciptaan manusia
transaksi yang diukur oleh sebuah gengsi
dipaksa gaya hidup untuk memuaskan hati
kerja keras dalam mencari alat tukar
kugunakan agar orang lain melihat diriku
mungkin hasil kerja keras dari diriku
mungkin juga bukan
tak pernah peduli
memuntahkan apa yang harus ku-makan
upaya memperkecil diri murahan
agar terlihat "besar" dengan atribut-ku yang dipenuhi simbol kemewahan
langkah bergerak dalam cahaya ruangan di tengah malam
meyakinkan diri bahwa aku merupakan tontonan
mulut-ku diam
aku tidak sendirian
kadang bersaing
dalam penentuannya sebagai reflektor simbol
atribut-ku berbicara
gengsi telah menciptakan kekonyolan
mengejar pengakuan
lewat simbol ciptaan manusia
hai manusia pencipta simbol
manusia yang tak pernah mengenal diriku
manusia yang tak peduli seberapa besar pengorbananku
tetapi mengerti apa keinginanku
berkat dirimu, aku diakui
No comments:
Post a Comment