Saturday, February 2, 2013

Jenuh, Semangat dan Sok Aksi saat Liburan

Akhir - akhir ini saya punya masalah pada tidur. Banyak pikiran tengah malam, tidak bisa tidur, akhirnya kalo tidur pagi. Saya beruntung karena kuliah libur panjang. Libur terlalu lama. Terkadang saya cuma berasa jadi piaraan orang tua saya; dikasih makan, tidur, disuruh solat, kadang solat sendiri walaupun saya tidak mau menyombongkan diri.

Rutinitas tak ada yang spesial, paling diajak jalan - jalan sama temen lama. Ketemu di tempat yang punya sedikit daya tarik. Ngelakuin hal - hal standar macem anak muda sekarang. Tapi begitu adanya. Liburan terlalu panjang dan saya tidak punya ide untuk menjadi seorang yang produktif. (Cobalah untuk produktif Har, setidaknya berguna untuk keluargamu walaupun sekedar nyuci ngepel)

Kebahagiaan saya sampai pada tulisan ini dipublish cuma bermain karambol, itupun kadang kalah, jadi gak nyenengin lagi lah. (Yaudahlah nikmati kekalahanmu Har, ini proses, kamu cuma perlu latihan lagi, perbanyak main lagi). Tapi seiring berjalannya waktu, saya akhirnya bosen juga main karambol tiap malem walaupun udah mulai sering menang. Terus, demi masa depan, saya coba mendekati perempuan. Masih muda, tapi diajak ketemu aja susah bener. Pokoknya saya musti dapetin tuh orang sebelum sibuk kuliah lagi. (Kejar anak itu Har, setidaknya kalo gak dapet, kamu sudah berusaha menjadi politisi berkedok citra biar tuh anak seneng)

Pada dimensi yang lain saya coba untuk bergabung nge-band sama temen SD saya. Semangat saya menggebu - gebu, begitu tahu ternyata mereka kekurangan personil dan berniat menolong saya dari kejenuhan. Beberapa tembang lagu yang udah mereka publish saya akui memang berkualitas. Pertemuan pertama sama band cukup berkesan. Walaupun saya hanya sekedar kenalan dan melihat proses mereka rekaman.

Lalu hingga sampai pada janjian untuk pertemuan yang kedua, saya bangun kesiangan. Saat itu saya sudah berjanji akan datang pada jam 12 siang. Kenyataannya saya bangun dari tidur saya jam 5 sore. Rekan band saya yang tidak suka sama orang yang tidak disiplin, langsung memberi teguran keras ke saya. Saya tahu mereka serius. Saya putuskan saya keluar dari band setelah beberapa hari bergabung tanpa memberikan kontribusi apapun. Alasannya, saya masih perlu beradaptasi dalam urusan manajemen waktu. Saya ingin terkenal, tapi tidak mau membebani orang lain. (Har, yang perlu kau pikirkan itu orang lain. Kau punya keinginan tanpa tindakan itu jadi beban. Har, ketahuilah keinginan utamamu sekarang)

Hingga kejenuhan saya berujung pada rutinitas yang baru. Tidak tidur sampai pagi, sampai baca koran terkait topik terhangat hari ini, terus ngasih opini kacangan di twitter. Entah opini saya ada yang baca atau tidak. (Ohohoho, kamu mulai terlihat sedikit baik dimata-ku, Har)

Kasusnya tentang Luthfi Hasan Ishak. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menjadi tersangka kasus suap impor daging. Yang menurut media massa, terlibat dalam suap rekomendasi penambahan kuota impor daging. Seru. Hal tersebut memberikan banyak tanggapan termasuk dari saya. Saya kira memang seharusnya negara ini bisa memproduksi daging sendiri. Secara kasat mata Indonesia negara yang luas dan berpotensi sebagai lahan peternakan. Dan impor daging menjadi hal yang tidak diperlukan jika sumber daya pangan Indonesia dapat dimaksimalkan.

Lagipula memang ada intervensi pihak swasta yang berperan sebagai pengimpor daging. Sehingga, saya rasa karena orientasinya yang bersifat profit. Maka ada kecenderungan untuk bisa memperbesar keuntungan. Cara yang mereka lakukan dengan secara tidak sehat berupaya meningkatkan kuota impor daging. Aksi suap - menyuap-pun terjadi hingga akhirnya KPK dapat menangkap basah tersangka yang terlibat. Dan saya rasa memberikan opini publik yang negatif terhadap citra PKS. (Har, kamu sok tahu)






No comments:

Post a Comment